Selasa, 24 Januari 2017

Sistem Pernapasan Pada Manusia Part-1 (Alat Pernapasan)

A.      Sistem Pernapasan Pada Manusia
Pernapasan adalah suatu proses menghirup oksigen dari udara (inspirasi) serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air ke udara (ekspirasi).
            Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan mekanisme pernapasan. Saluran pernapasan atau tractus respiratorius (respiratory tract) adalah bagian tubuh manusia yang berfungsi sebagai lintasan dan tempat pertukaran gas yang diperlukan untuk proses pernapasan. Saluran ini berpangkal pada hidung atau mulut dan berakhir pada paru-paru.
1.         Alat Pernapasan (Saluran Pernapasan)

Alat-alat pernapasan pada manusia meliputi :
       a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis / Nasal Cavity)
           
       
         Rongga hidung merupakan organ pertama yang dilalui oleh udara. Ujung hidung ditunjang oleh tulang rawan (cartilage) dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis (Nasal bone). Kedua tulang hidung menghubungkan rongga hidung dengan atmosfer untuk mengambil udara. Rongga hidung terdiri atas dua lubang (kavum nasi) yang dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi) yang sekaligus menjadi dinding medial dari rongga hidung. Rongga hidung tersusun atas sel-sel epitel berlapis pipih dengan rambut-rambut kasar. Rambut-rambut kasar tersebut berfungsi menyaring debu-debu kasar. Rongga hidung tersusun atas sel-sel epitel berlapis semu bersilia yang memiliki sel goblet. Sel goblet merupakan sel penghasil lendir yang berfungsi menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung dan mengatur suhu udara pernapasan.

b. Tekak (Faring / Pharynx)
                      

        Dari rongga hidung, udara masuk ke faring yang merupakan persimpangan antara rongga hidung ke tenggorokan (saluran pernapasan) dan rongga mulut ke kerongkongan (saluran pencernaan).
Adapun hubungan faring dengan organ-organ lain, adalah sebagai berikut:
1)    Ke atas berhubungan dengan rongga hidung dengan perantara koana
2)    Ke depan berhubungan dengan rongga mulut dengan perantara Istmus fausium 
3)  Ke bawah terdapat 2 lubang (ke depan : lubang laring, ke belakang : lubang esophagus)
Rongga faring dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu:
1)    Bagian atas yang sama tingginya dengan koana disebut Nasofaring.
2)    Bagian tengah yang sama tingginya dengan Istmus fusium disebut Orofaring.
3)  Bagian bawah disebut Laringofaring.
Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagai jalan makanan dan minuman yang ditelan.

c. Pangkal Tenggorokan (Laring)

       Laring terletak diantara faring dan tenggorokan / trakea. Laring dikelilingi oleh tulang rawan. Salah satu tulang rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring.  Pada saat menelan makanan, epiglotis akan menutupi laring sehingga makanan dari rongga mulut tidak masuk ke dalam tenggorokan tetapi ke kerongkongan. Sebaliknya pada waktu bernapas epiglotis akan membuka sehingga udara masuk ke dalam laring kemudian menuju tenggorokan. Namun apabila suatu waktu terdapat benda asing yang secara tidak sengaja melewati epiglotis dan masuk ke tenggorokan maka laring akan memproduksi refleks batuk yang kuat sehingga benda asing tersebut terdorong keluar.
      Selain hal di atas, laring juga merupakan tempat melekatnya pita suara sehingga laring dikenal sebagai “kotak suara” yang merupakan tempat dimana suara dihasilkan. Kotak suara bergetar apabila ada udara dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.

d. Tenggorokan (Trakea)
                       
    
       Trakea adalah saluran utama pada sistem pernapasan manusia. Trakea terletak di bagian depan kerongkongan. Trakea berbentuk seperti pipa dengan diameter kurang lebih 2,5 cm dan panjang 10sampai 12 cm. Di paru-paru, trakea bercabang dua membentuk bronkus. Dinding trakea terdiri atas tiga lapisan berikut:
1)   Lapisan paling luar terdiri atas jaringan ikat.
2)   Lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan. Trakea tersusun atas 16–20 cincin tulang rawan yang berbentuk huruf C. Bagian belakang cincin tulang rawan ini tidak tersambung dan menempel pada esofagus. Cincin-cincin tulang rawan diikat bersama oleh jaringan fibrosaHal ini berguna untuk mempertahankan trakea tetap terbuka dan tidak saling berlekatan.
3) Lapisan terdalam terdiri atas jaringan epitelium bersilia yang menghasilkan lendir. Silia-silia ini bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang ikut masuk saat menghirup napas dapat dikeluarkan dengan cara batuk.

e. Cabang Tenggorokan (Bronkus / Primary bronchi)
                         

       Bronkus merupakan cabang trakea. Jumlahnya sepasang, yang satu menuju paru-paru kanan dan yang satu menuju paru-paru kiri. Bronkus yang ke arah kiri lebih panjang, sempit, dan mendatar dari pada yang ke arah kanan. Hal inilah yang mengakibatkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit. Struktur dinding bronkus hampir sama dengan trakea. Perbedaannya dinding trakea lebih tebal dari pada dinding bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi bronkiolus. Bronkus kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.

f. Cabang Bronkus (Bronkiolus / Secondary bronchi)

      Bronkiolus adalah percabangan dari bronkus. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran yang semakin halus, kecil, dan dindingnya semakin tipis. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi rongganya bersilia. Bronkiolus kiri berjumlah 2, sedangkan kanan berjumlah 3, percabangan ini akan membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh. Setiap bronkiolus bermuara ke alveolus.

g.  Alveolus

       Alveolus adalah saluran udara buntu yang berbentuk seperti gelembung-gelembung,dindingnya tipis setebal selapis sel, lembab, dan berlekatan dengan kapiler darah. Melalui kapiler-kapiler darah inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah.
      Selain itu, struktur dinding alveolus yang tersusun atas jaringan epitel pipih juga membantu darah yang ada di dalam kapiler-kapiler darah menjadi lebih mudah untuk mengikat oksigen yang berasal dari udara yang ada dalam rongga alveolus.
                          

Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi, luas total mencapai 100 m2 (50x luas permukaan tubuh) cukup untuk melakukan pertukaran gas ke seluruh tubuh.

h. Paru-paru (Pulmonalis / Lungs)
                        
  

       Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Antara rongga dada dan perut dibatasi oleh suatu sekat yang disebut diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kanan (Pulmo dekster) dan paru-paru kiri (Pulmo sinister). Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu gelambir atas, gelambir tengah dan gelambir bawah. Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas dan gelambir bawah.
       Bagian  luar paru-paru dibungkus oleh 2 lapis selaput yang tipis yang disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (Pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (Pleura parietalis). Antara pleura luar dan pleura dalam terdapat rongga yang berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas, sehingga memungkinkan paru-paru untuk bergerak dan mengembang secara bebas tanpa adanya gesekan dengan dinding rongga dada. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
       Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spons yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk  pertukaran gas.
       Kapasitas maksimal paru-paru berkisar sekitar 3,5 liter. Udara yang keluar masuk    paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa kurang lebih 500 ml. Setelah kita melakukan inspirasi biasa / menarik napas, kita masih bisa menarik napas lagi sedalam-dalamnya. Udara yang dapat masuk setelah mengadakan inspirasi biasa disebut udara komplementer, volumenya kurang lebih 1500 ml. Setelah kita melakukan ekspirasi biasa / menghembuskan napas, kita masih bisa menghembuskan napas lagi sekuat-kuatnya. Udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi biasa disebut udara suplementer, volumenya  kurang lebih 1500 ml.
       Walaupun kita mengeluarkan napas dari paru-paru dengan sekuat-kuatnya ternyata    dalam paru-paru masih ada udara disebut udara residu. Volume udara residu kurang lebih 1500 ml. Jumlah volume udara pernapasan, udara komplementer, dan udara suplementer disebut kapasitas vital paru-paru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar