Sabtu, 28 Januari 2017

Laporan Praktikum Ekwan (Estimasi Populasi Hewan)

PRAKTIKUM IV

A.    JUDUL PRAKTIKUM
Estimasi Populasi Hewan
B.     TUJUAN
Mencoba mengestimasi (menduga) jumlah anggota populasi dari suatu spesies pada habitatnya.
C.    PENDAHULUAN
Hewan selalu memiliki dinamika populasi yang menarik untuk dipelajari. Satu dari pada beberapa hal yang dianggap kunci untuk dapat memetkan dinamika populasi tersebut ialah dengan mengetahui besaran populasinya. Pada kenyataanya, untuk dapat menghitung jumlah anggota populasi dari suatu spesies tidaklah semudah yang diperkirakan. Artinya, kita tidak akan mudah memperkirakan jumlah tawon dalam satu sarang, atau kita juga akan mengalami kesulitan untuk dapat menghitung jumlah ikan jenis tertentu pada suatu kolam.
Kendala penghitungan jumlah anggota populasi pada suatu habitat dapat didekati dengan metode pendugaan. Metode capture and recapture dari Lincoln- Peterson ialah yang paling umum di gunakan. Metode ini juga dikenal juga sebagai metode TBTLTL (tangkap beri tanda lepaskan dan tangkap lagi). Namun penggunaan metode ini harus memenuhi beberapa syarat, ialah:
1.   Semua individu dalam populasi harus mempunyai kesempatan yang sama untuk tertangkap sehingga distribusinya harus acak.
2.   Tidak ada perubahan resiko antar individu bertanda dengan yang tidak bertanda. Dalam selang waktu antara penangkapan pertama dengan penangkapan ke dua tidak ada penambahan individu melalui migrasi masuk atau kelahiran baru. Jikapun demikian maka harus diasumsikan bahwa adanya kelahiran dan migrasi masuk harus seimbang dengan kematian dan migrasi keluar.
3.  Individu bertanda memiliki distribusi yang tersebar merata dalam populasi sehingga antar individu bertanda dan tidak bertanda mempunyai kesamaan yang sama untuk tertangkap pada penangkapan kedua.
4.  Penangkapan dan pemberian tanda tidak menyebabkan terjadinya perubahan perilaku dan daya tahan tubuh individu yang diberi tanda. Jika terjadi demikian maka akan mempengaruhi pendugaan.
5.    Metode/cara, alat, dan lokasi/titik penangkapan pertama dan kedua harus sama. Waktu penangkapan juga harus sama, jadi jika penangkapan pertama pagi hari mulai pukul 08.00 maka penangkapan kedua juga harus dilakukan pada waktu yang sama.
D.    ALAT DAN BAHAN
1.      Keluwing
2.      Tipe x
3.      Tally counter
E.     CARA KERJA
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah menentukan spesies dan habitat yang akan diestimasi. Perhatikan beberapa asumsi di atas. Dengan perlengkapan untuk menangkap dan memberi tanda selanjutnya lakukan penangkapan terhadap hewan yang dimaksud. Semua hewan yang tertangkap diberi tanda, selanjutnya lepaskan kembali hewan-hewan tersebut ke habitat seperti semula.
Melewati selang waktu satu atau dua minggu lakukan penangkapan kedua. Penangkapan kedua ini harus memperhatikan waktu, lokasi, dan cara penangkapan pertama. Artinya, usahakan ketiga hal tersebut sama (pukul berapa, lokasinya dimana saja dan dengan cara apa hewan tsb ditangkap). Kemudian hitung berapa jumlah individu yang bertanda dan tidak bertanda pada penangkapan kedua ini, selanjutnya masukan data yang diperoleh ke rumus dibawah ini.
Keterangan:
N         = estimasi jumlah anggota populasi spesies
M         = jumlah anggota populasi tangkap pertama (yang ditandai)
n          = jumlah anggota populasi tangkap kedua (yang ditandai dan tidak ditandai)
R         = jumlah anggota populasi tangkap kedua (hanya yang ditandai)
Perhitungan statistika selalu mewaspadai adanya faktor kesalahan yang terjadi baik pada saat menentukan luas habitat, ketika proses penentuan sampel dan waktu/cara pengambilan sampel. Dalam konteks ini maka perhitungan estimasi diatas harus memperhatikan margin of error-nya sehingga pendugaanya akan memiliki angka yang diperkirakan mendekati kenyataan. Margin of error dihitung dengan mencari standard of error (SE) melalui rumus dibawah ini.
Keterangan: jika t terletak pada degree of freedom tak hingga dengan alpha 5% maka diketahui nilai t = 1, 96
F.     HASIL PENGAMATAN
Penangkapan dilakukan di Kebun milik warga Desa Sukamaju Kecamatan Baregbeg, pada hari Sabtu tanggal 12 Desember 2015.
Adapun Data Hasil Pengamatan adalah sebagai berikut:
Jumlah Hewan Pada Tangkap ke-1 (M)
Jumlah Hewan Pada Tangkap Ke- 2 (n)
Ditandai (R)
Tidak Ditandai
6
8
4
12

Estimasi jumlah anggota populasi keluwing :
    =
   =  9
Standard of error (SE)
                 =
              =  0,75
Margin of error
Margin of error =  )
                          =  9 ± (0,75. 1,96)
                          = 9 – 1,47 sampai 9 + 1,47
  = 7,53 sampai 10,47
  = 7 sampai 10  
G.    BAHAN DISKUSI
1. Berdasarkan percobaan yang telah saudara lakukan, mengapa hewan tersebut dapat diduga jumlah anggota populasinya menggunakan metode TBTLTL?
     Karena menurut kami keluwing adalah hewan yang relative mudah untuk ditangkap, sehingga dapat diperkirakan populasinya dengan menggunakan metode TBTLTL atau CMRR. Seperti halnya yang dikatakan oleh Michael (1994), ia menyatakan bahwa “…. untuk hewan yang relative mudah ditangkap, dapat diperkirakan populasinya dengan metode Capture Mark Release Recapture (CMRR)”.
     Selain keluing merupakan hewan yang mudah ditangkap, keluwing juga merupakan hewan yang memiliki siklus hidup yang cukup lama, yakni berkisar antara 6 sampai 7 tahun (Suryati, 2015). sehingga pada saat kami melakukan penangkapan kedua, keluing pada penangkapan pertama kemungkinan besar masih hidup dan dapat tertangkap kembali. Seperti yang dikatakan oleh Odum dan Howard (1992), yang mengatakan bahwa “Metode CMRR dapat diterapkan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut : …, tidak ada kelahiran atau kematian selama periode sampling, …”.
   2. Menurut saudara, seberapa tepat penggunaan metode ini mampu memperkirakan jumlah populasi yang sebenarnya? Jelaskan alasan saudara!
    Menurut kami metode ini kurang begitu tepat untuk memperkirakan jumlah populasi yang sebenarnya karena metode pendugaan populasi yang dilakukan dengan menarik sample, selalu ada kesalahan (Error). Namun, walaupun begitu kesalahan tersebut masih dapat dihitung dengan cara menghitung kesalahan baku (Standart Errror = SE nya). Seperti yang dikatakan oleh Rosaria (2014), ia menyatakan bahwa “Pada metode pendugaan populasi yang dilakukan dengan menarik sample, selalu ada kesalahan (Error). Untuk menghitung kesalahan metode capture-recapture dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (Standart Errror = SE nya)”
        3Kesimpulan apa yang dapat saudara tarik dari percobaan ini?
   Besarnya populasi keluwing dengan penghitungan menggunakan metode CMRR (Lincoln-  Peterson) sebesar 9 dengan SE sebesar 0,75 dan selang kepercayaan antara 7 sampai dengan 10.  Artinya populasi keluwing di kebun berkisar antara 7 sampai 10 ekor.
          4. Berikan saran untuk memperbaiki peraktikum ini.
H.    KESIMPULAN
   Besarnya populasi keluwing dengan penghitungan menggunakan metode CMRR (Lincoln-Peterson) sebesar 9 dengan SE sebesar 0,75 dan selang kepercayaan antara 7 sampai dengan 10. Artinya populasi keluwing di kebun berkisar antara 7 sampai 10 ekor.
           DAFTAR PUSTAKA
Michael. (1994). Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Odum, Howard, T. (1992). Ekologi Sistem. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Suryati, H. (2015). Millipedes (Kaki Seribu). Tersedia di [http://prestasiherfen.blogspot.co.id/2015/06/millipedes-kaki-seribu.html#!/tcmbck]. Diakses tanggal 01 Januari 2016.

Rosaria, I. (2014). Laporan Praktikum Ekologi Estimasi Populasi Hewan. Tersedia di [http://inarosaria.blogspot.co.id/2014/12/tugas-individu-estimasi-populasi-hewan.html]. Diakses tangggal 02 Januari 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar